Halosumsel.com-
Melambungnya berbagai harga kebutuhan sembilan pokok dalam bulan Ramadhon 1437 H, terutama mengenai harga perkilogram daging sapi mencapai harga Rp.130 ribu, Ayam Potong Rp.35 ribu, Ayam Kampung Rp.50 ribu dan Cabai Rp.38 ribu termasuk jenis sayuran serya telur sudah Rp.24 ribu tapi harganya terus melejit, ujar Tadjudin (38).

Warga perumnas di Kecamatan Talang Kelapa ini menilai bahwa pemkab Banyuasin yang dinahkodai Yan Anton Ferdian itu telah gagal mengendalikan harga sembako dalam bulan Ramadhan tahun ini.

Kalaupun saat ini sudah melakukan operasi pasar dibeberapa tempat tapi hasilnya ternyata masih nihil, bahkan ada kesan kegiatan itu hanya hambur-hamburan uang saja, sebab harga sembako dipasaran Banyuasin masih tetap mencekik bagi Umat Muslim yang saat ini sedang menunaikan ibada puasa.

Dia mencontohkan, mengapa Pemprop DKI Jakarta bisa sukses dan dapat menekan serta menstabilkan harga sembako itu memasuki bulan suci ini, karena komitmen pemerintah disana dilakukan secara berkelanjutan.

” Kalau Pemerintah di Banyuasin ini dinilai hanya menghambur-hambur dana saja dengan kedok menggelar operasi pasar yang selama ini digelar”, tudingnya.

Hal senada juga diungkapkan Manto (34) warga Banyuasin III bahwa dengan melambungnya harga sembako memasuki hari kedua Ramadhan tahun ini jelas merupakan gagalnya pihak terkait yang dikomandoi Bupati Yan Anton Ferdian.

” Untuk dapat menekan harga-harga sembako di Banyuasin diminta supaya pemkab proaktif melakukan penekanan, jangan hanya melakukan sidak atau menggelar operasi pasar yang buktinya harga kebutuhan pokok masih tidak ada penurunan harga bahkan justru melambung”, jelas Manto sembari mengatakan tahun ini pemkab banyuasin telah gagal.

Dia perkirakan harga-harga itu akan terus melangit pada saat mendekati Hari Raya Idhul Fitri 1437 H mendatang, kalau sistem pengendalian dari Pemkab Banyuasin semacam sekarang dengan melakukan sidak maupun menggelar operasi pasar.

“Meresahkan bahkan sangat mengecewakan masyarakat ada giat yang digelar jajaran pemkab banyuasin termasuk oleh rombongan dari Bupati langsung ke pasar-pasar itu”, tambah Madi (32) warga Betung.

Dari hasil sidak maupun operasi pasar itu pun tidak mengalami harga menurun atau standar seperti yang dambakan oleh Pemerintah Pusat atau Presiden, mirisnya lagi dari berbagai temuan dalam sidak ada bahan berbahaya yang didapatkan pada makan jenis Tahu, Ikan dan lainya itu pun tidak ada tindaklanjutnya.

Sehingga berbagai barang dagangan yang dipasarkan di Pasar dalam Wilayah Banyuasinbpun masih juga marak, maka wajar kalau pemkab banyuasin dinilai telah gagal untuk mewujudkan harga sembako stabil dibulan Ramadhan ini termasuk mencegah masuknya barang dagangan yang berformalin di Banyuasin, tegas Madi yang juga dikenal sebagai aktipis dan mantan pengurus sebuah LSM di Banyuasin.(waluyo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *