Palembang, Syawaludin- Calon Wali Kota Palembang Ratu Dewa bercerita kepada sejumlah peserta nonton bareng RDPS film Bila Esok Ibu Tiada, Jumat 22 November 2024.
Ratusan orang menonton film Bila Esok Ibu Tiada menangis haru, karena cerita film yang menyentuh hati, apalagi setelah mendengar kisah Ratu Dewa.
Ratu Dewa usai menonton film ini mengatakan, bahwa kesedihan film ini menginspirasi banyak orang betapa orang tua apalagi ibu yang melahirkan begitu berharga kehadirannya.
Dewa mengatakan, dirinya saat ini, bisa sampai dengan kondisi ini adalah berkat doa orang tua, apalagi seorang ibu, yang selalu menjadi inspirasinya dalam menjalani hidup.
Dewa bilang, memuliakan orang tua selagi masih hidup adalah keharusan, restu dan doa orang tua adalah berkah dari yang maha kuasa dan jangan disia-siakan.
“Semoga kita semua, adalah orang yang selalu memuliakan orang tua, sekalipun mereka sudah tiada,” tutur Ratu Dewa yang disambut haru.
Seorang peserta nobar, Lilis (34) mengatakan, sosok Ratu Dewa menjadi sosok yang layak memimpin Palembang.
“Jika calon pemimpin begitu menyayangi ibunya, begitupula ketika memimpin Palembang, InsyaAllah Ratu Dewa yang paling ideal memimpin,” kata Lilis.
Sementara itu, dari alur cerita film ini, diceritakan kisa ibu harus berjuang sendirian membesarkan anak-anaknya.
Rahmi berjuang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Sepeninggal suaminya, Rahmi juga berjuang keras menjaga keharmonisan keluarga.
Rahmi digambarkan sebagai sosok ibu yang selalu memprioritaskan kehidupan anak-anaknya.
Kecintaan Rahmi sebagai seorang ibu bahkan membuatnya kerap mengabaikan kesejahteraan pribadinya.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Rahmi merasa anak-anaknya semakin sibuk dengan urusan masing-masing.
Sikap anak-anaknya seolah menunjukkan mereka tak lagi membutuhkan kehadiran dan kasih sayangnya.
Berbagai konflik di tengah empat bersaudara tersebut juga perlahan bermunculan.
Si sulung yang kini menjadi tulang punggung keluarga perlahan menunjukkan sikap otoriter terhadap adik-adiknya yang membuat perpecahan di antara mereka.
Di tengah kekacauan itu, Rahmi tetap setia menjalani peran ibu dan mencintai mereka sepenuh hati.
Rahmi terus berupaya agar keempat anaknya bisa hidup berdampingan dengan damai dan saling mendukung.
Hingga suatu ketika, empat bersaudara tersebut harus menghadapi takdir kehilangan ibu untuk selama-lamanya.
Mereka semua tidak tahu bahwa, sang ibu sakit keras dan pergi tidak mau diketahui keberadaanya.
Keadaan tersebut membuat mereka harus merenung dan beradaptasi dengan keadaan, kesedihan film ini membuat banyak penonton menangis. ***