Halosumsel.com – Setelah sempat ditunda, launching songket sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) kembali ditunda. Hal itu karena dampak kabut asap yang semakin memburuk dan prediksi tuntas musim kemarau pada pertengahan November 2015.

Sebelumnya launching tersebut direncanakan pada 27 Juli 2015, lalu diundur menjadi 25 Agustus 2015. Kemudian kembali ditunda hingga pertengahan 15 Oktober.

“Kini kita kembali tunda. Insya allah dilaksanakan pada pertengahan November mendatang. Mau tidak mau harus diundur karena memang kondisi kabut asap,” kata Hj Eliza Alex, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Sumsel, kemarin.

Diakuinya, hal itu disesuaikan dengan arahan Gubernur Sumsel karena kondisi kabut asap yang masih pekat. Ia menjelaskan, dari hasil rapat tersebut diprediksi musim kemarau akan tetap berlanjut hingga pertengahan November nanti.

“Ini bukan karena persiapan kita yang belum matang. Tapi karena memang kondisi dan cuaca yang takutnya nanti akan menganggu pelaksanakan kegiatan,” terang dia.

Bagaimana dengan persiapan pelaksanaannya? Eliza menjelaskan konsep dan persiapan acara tidak akan ada perubahan. Kelima Menteri yakni Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Menteri Pariwisata, Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan, serta Menteri Koperasi dan Ekonomi Kreatif.

“Semua konsep tetap sama,” cetusnya. Ditambahkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumsel Ir Permana, tidak hanya beberapa menteri tersebut yang akan datang ke Sumsel. Juga akan hadir Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Puteri.

“Kita sudah konfirmasi, beliau akan hadir. Beliau akan pulang kampung dan mengenakan songket,” beber dia.

Permana menjelaskan acara tersebut bertujuan untuk memperkenalkan kembali songket sebagai warisan budaya Sumsel yang diakui dunia. Sebanyak 700 IKM ada di Sumsel dan 200 diantaranya mengeluti bidang penenunan songket.

“Tentunya kita harapkan, acara ini dapat memajukan dan mengairahkan usaha songket karena saat ini songket sudah diakui sebagai warisan budaya Sumsel oleh UNESCO,” ujar Permana.

Pihaknya telah mempersiapkan kerangka dasar acaranya dan ingin menampilkan busana songket istimewa. Dalam satu busana, terdapat 30 macam motif.

Ia pun telah berkoordinasi dengan perancang-perancang tenun songket, dan pengrajin songket lokal untuk membahas konsep yang diusung seperti apa nantinya.

“Nanti konsep rancangan tenun songket lokal pun akan dipadukan dengan konsep tenun dari Tiongkok dan Jepang. Busana yang ditampilkan juga bukan untuk acara resmi saja. Tapi juga ada yang untuk acara santai sehari-hari. Tapi kesan anggunnya tetap ditonjolkan,” jelasnya.

Seluruh kabupaten/kota di Sumsel akan turut berpartisipasi memeriahkan acara ini. Sebanyak 1.000 wanita yang akan memecahkan rekor nantinya, merupakan wanita yang berasal dari berbagai kalangan. Pegawai Negeri Sipil (PNS), masyarakat umum, tokoh masyarakat, dan publik figur seperti selebriti pun direncanakan akan mengisi acara tersebut.

Menurut Permana, Kementerian PMK juga menginginkan agar songket ini bisa membudaya seperti batik yang bisa dipakai oleh semua kalangan.

“Kita berharap songket bisa menyusul ketenaran batu akik yang kini sangat digandrungi oleh masyarakat. Selain itu, acara ini juga diharapkan bisa menambahkan kecintaan masyarakat terhadap produk hasil dalam negeri,” harapnya. (ani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *