Palembang,  Halosumsel- Pilkada Sumatra Selatan (Sumsel) 2024 semakin memanas dengan perdebatan sengit antar calon gubernur.

Salah satu topik hangat yang mencuat adalah kondisi Jakabaring Sport City, yang menjadi bahan perdebatan dalam debat ketiga Pilkada Sumsel pada Kamis (21/11/2024) malam.

Herman Deru, calon gubernur petahana, membantah tuduhan bahwa fasilitas olahraga ikonik tersebut terbengkalai di bawah kepemimpinannya.

Jakabaring Sport City, yang terletak di Palembang, Sumsel, dikenal sebagai pusat olahraga dan rekreasi terbesar di wilayah tersebut.

Fasilitas ini pernah menjadi tuan rumah berbagai ajang internasional, termasuk PON XVIII 2018, yang membuatnya semakin terkenal.

Namun, pada debat Pilkada kali ini, Eddy Santana, calon gubernur nomor urut 2, melontarkan kritik pedas terhadap kondisi Jakabaring yang ia anggap terlantar dan kurang terawat.

Eddy Santana mengungkapkan kekecewaannya terhadap Pemprov Sumsel yang menurutnya tidak mengelola Jakabaring Sport City secara profesional.

Ia menyatakan bahwa fasilitas olahraga tersebut tidak dirawat dengan baik dan kondisinya semakin memprihatinkan. “Jakabaring Sport City saat ini kondisinya parah dan tak terawat karena tidak dikelola secara profesional,” ungkap Eddy dalam debat tersebut.

Menanggapi hal ini, Herman Deru memberikan klarifikasi yang cukup tegas. Ia mengatakan bahwa ia sudah mengakhiri masa jabatan sebagai gubernur Sumsel sekitar setahun yang lalu dan selama masa kepemimpinannya, tidak ada keluhan tentang kondisi Jakabaring.

“Saya tinggalkan jabatan gubernur sudah setahun, waktu di era saya tidak ada keluhan itu,” kata Herman Deru. Ia menegaskan bahwa masalah yang terjadi di Jakabaring Sport City baru muncul setelah masa jabatannya berakhir, saat gubernur digantikan oleh penjabat sementara.

Lebih lanjut, Herman menambahkan bahwa kondisi yang dikeluhkan oleh Eddy baru terjadi dalam setahun terakhir setelah ia tidak lagi menjabat sebagai gubernur.

“Jadi satu tahun ini yang perlu dipertanyakan,” ujar Herman menanggapi pernyataan Eddy. Dengan pernyataan ini, Herman Deru ingin mempertegas bahwa dirinya tidak bertanggung jawab atas kondisi fasilitas tersebut setelah masa jabatannya berakhir.

Perdebatan ini menambah dinamika politik dalam Pilkada Sumsel 2024. Jakabaring Sport City bukan hanya menjadi simbol kebanggaan masyarakat Sumsel, tetapi juga mencerminkan cara pengelolaan sumber daya daerah yang dapat memengaruhi pilihan pemilih.

Di satu sisi, Herman Deru ingin menunjukkan bahwa ia telah meninggalkan warisan yang baik dalam pengelolaan Jakabaring, sementara di sisi lain, Eddy Santana menggambarkan situasi yang lebih kritis yang menurutnya menjadi bukti buruknya pengelolaan fasilitas tersebut.

Jelang Pilkada, isu ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan pemilih dalam menentukan siapa yang layak memimpin Sumsel untuk periode berikutnya.

Dengan perdebatan yang semakin tajam, Jakabaring Sport City kini menjadi simbol dari capaian dan tantangan yang harus dihadapi calon gubernur dalam memimpin provinsi ini.

Rel