Jakarta, HS-

Bertempat di ruang rapat dr.Sutopo Purwo Nugroho.,Gedung Graha BNPB lantai 15,Jl.Pramuka Kav 38 jakarta timur,Selasa 8 oktober 2019,dilaksanakan lokakarya optimalisasi Pencegahan dan Penaggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla)

 

Lokakarya Optimalisasi Pencegahan dan Penaggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) serta Kabut Asap tahun 2019 melibatkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Badan Meteorologi Klimatotogi dan Geofisika (BMKG), Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ( KLHK), Badan Restorasi Gambut ( BRG), Kementrian PUPR, Kemenko Bidang Perekonomian, Triputra Group, Pejabat daerah,Gubernur, Kabupaten kota terdampak karhutla dan kabut asap,serta pejabat militer setingkat Pangdam dan Danrem,salah satunya turut serta Danrem 044/Gapo Kolonel.Arh.Sonny Septiono.

 

Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan perencanaan pencegahan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi dibeberapa wilayah Indonesia maka diperlukan upaya optimalisasi pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan.Kebakaran hutan dan lahan mengakibatkan dampak  kerusakan lingkungan dan bencana asap.Kerugia akibat bencana kolateral ini berdampak pada sektor kesehatan, transportasi,ekonomi dan lainnya. Selain itu negara tetangga juga terkena dampak asap.Sehubungan dengan dampak kebakaran hutan dan lahan itu,kita harus bisa mencari solusi ke depan secara kolaboratif yang melibatkan penthahelix system,ujar Kepala BNPB pusat Bapak Doni Munardo.

 

Disamping itu pertemuan ini bertujuan agar seluruh komponen bertanggung jawab menjaga, agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan. Dalam kesempatan ini disepakati pencegahan harus lebih diutamakan dari pada penanggulangan,ujar Danrem

Beberapa upaya itu di antaranya sosialisasi dan kampanye penyadartahuan pencegahan karhutla, penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran, dan penguatan keteknikan pencegahan karhutla. Penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran, dan penguatan keteknikan pencegahan karhutla.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengingatkan bahwa kebakaran hutan dan lahan bisa menjadi ancaman bencana yang bersifat permanen apabila tidak segera diselesaikan.

Permasalahan karhutla sudah ada dari tahun-tahun yang lalu dan terus berulang. Penyebabnya pun selalu sama, yang mana 99% karhutla terjadi atas ulah manusia. Faktor cuaca ditambah fenomena El Nino juga menjadi faktor meluasnya karhutla tersebut.

Di hadapan para peserta mencari solusi berupa teknologi agar bisa menciptakan inovasi pembukaan lahan dengan tidak menggunakan cara-cara pembakaran dan penegakan hukum biar ada efek jera,tandasnya.

Rel

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *