Jadilah TNI yang berjuang, yang mencintai dan dicintai rakyat. Inilah salah satu pesan kunci yang disampaikan Presiden RI Joko Widodo, ketika memberikan pengarahan kepada ribuan prajurit TNI AD, usai menyaksikan latihan demonstrasi pertempuran TNI AD tahun 2015 yang digelar di Puslatpur – Baturaja Sumsel, Selasa (16/6/2015) kemarin.
Pesan yang disampaikan Presiden RI ini tentu memiliki makna yang sangat penting dan mendalam bagi prajurit TNI. Pesan ini juga selaras dengan salah satu jati diri TNI, yaitu sebagai tentara rakyat. Dimana sebagai tentara rakyat, yang anggotanya berasal dari warga negara Indonesia, maka sudah semestinya TNI senantiasa mencintai dan dicintai rakyat serta manunggal dengan rakyat.
Demikian juga dalam 8 wajib TNI, dinyatakan bahwa TNI Wajib bersikap ramah tamah terhadap rakyat, TNI wajib bersikap sopan terhadap rakyat, wajib menjunjung tinggi kehormatan wanita, menjaga kehormatan diri di muka umum, senantiasa menjadi contoh dalam sikap dan kesederhanaannya, tidak sekali-kali merugikan rakyat, tidak sekali-kali menakuti dan menyakiti hati rakyat serta menjadi contoh dan memelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat di sekelilingnya.
Komitmen terhadap jati diri dan delapan wajib TNI inilah yang harus dipegang teguh dan diimplementasikan dengan penuh rasa tangguh jawab oleh setiap prajurit TNI, agar mampu mencintai dan dicintai rakyat.
Prajurit yang mencintai dan dicintai rakyat inilah yang harus terus dibangun dan diwujudkan TNI, baik melalui sikap, ucapan, perilaku prajurit maupun pada pelaksanaan program kerja, khususnya dalam program pembinaan teritorial. Prajurit yang mencintai, dicintai dan manunggal dengan rakyat inilah yang menjadi kekhasan prajurit TNI dan membedakannya dengan anggota militer negara lain.
Sebagai wujud kecintaan TNI, utamanya prajurit Kodam II/Swj terhadap rakyat Sumbagsel dan sejalan dengan program Pimpinan TNI AD untuk melaksanakan “Serbuan Teritorial”, maka seluruh satuan jajaran Kodam II/Swj, disamping melaksanakan tugas pokoknya sebagai alat Negara di bidang pertahanan, juga melakukan berbagai kegiatan dalam rangka memantapkan kemanunggalan TNI dengan rakyat, seperti membantu Pemda dalam mewujudkan swa sembada pangan, membantu penanggulangan bencana banjir, tanah longsor dan kebakaran hutan, melakukan bakti sosial kesehatan, pembangunan rumah yang tidak layak huni, melakukan penanaman pohon, revitalisasi program KB Kesehatan, pembangunan infrastruktur, penanaman wawasan kebangsaan kepada masyarakat, dan berbagai kegiatan kemasyarakatan lainnya.
Berbagai kegiatan tersebut merupakan bentuk dan implementasi TNI sebagai tentara rakyat, dan sekaligus bentuk kecintaan TNI dengan rakyatnya. Karena disadari bahwa kedekatan dan kecintaan TNI dengan rakyat, akan memperkokoh kemanunggalan TNI-Rakyat yang merupakan salah satu tiang penyangga tegak kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kemanunggalan TNI-Rakyat adalah center of gravity (pusat kekuatan) yang harus terus dibangun dan dipertahankan saat ini dan kedepan.
Disadari bahwa dihadapkan pada tugas-tugas TNI AD kedepan yang semakin kompleks dan dinamis, maka eksistensi TNI, termasuk Kodam II/Swj tidak hanya bersandar pada kualitas SDM prajurit dan keunggulan teknologi peralatan perang yang dimiliki, namun juga harus tetap memelihara dan memantapkan kekuatan pertahanan berbasis kerakyatan. Karena perpaduan keunggulan teknologi senjata dan keunggulan soliditas prajurit dengan rakyat terbukti mampu menggandakan kekuatan pertahanan negara yang menganut doktrin sistem pertahanan semesta.
Rakyat dan bangsa Indonesia tentu boleh bangga dengan berbagai keberhasilan dan apa yang telah ditampilkan TNI AD pada latihan demonstrasi pertempuran di Puslatpur Baturaja, Sumsel. Namun yang penting bagi prajurit TNI, adalah kebanggaan tersebut harus dijawab dengan terus melakukan reformasi internal, terus melakukan pembenahan, terus meningkatkan kualitas profesionalisme dan kapasistasnya sebagai prajurit pejuang yang profesional.
Dan yang lebih utama seperti dipesankan Presiden Jokowi, agar Prajurit TNI harus menjadi prajurit yang berjuang, mencintai dan dicintai rakyatnya. Karena sejatinya, rakyatlah yang menjadi inti kekuatan TNI. Jika TNI mampu mewujudkan hal ini, maka diyakini TNI akan dapat melawan dan mengatasi setiap tantangan dan ancaman, bahkan akan dapat menghancurkan musuh, bangsa dan negara yang paling kuat sekalipun.
(ril)