PALEMBANG, HaloSumsel –
Dalam memilih pemimpin, rakyat Kabupaten Empat Lawang sudah cerdas. Mereka juga tahu mana emas mana loyang dan mana berlian mana sepuhan. Rakyat Empat Lawang butuh bukti bukan janji-janji tanpa arah yang pasti, hanya lip service dan pepesan kosong.
(Mana emas mana loyang adalah pribahasa yang bermakna membedakan sesuatu yang berharga dengan sesuatu yang tidak berharga).
Hal tersebut ditegaskan Dr. H. Joncik Muhammad, S.Si, SH, MM, MH pada ‘Debat Publik’ Cabup-Cawabup Empat Lawang di The Sultan Convention Center Palembang, Minggu (13/4) malam.
Acara tersebut diikuti dua pasangan calon (paslon), yakni Joncik Muhammad dan Arifa’i (JM-FA’I) paslon bupati-wakil bupati nomor urut 2. Paslon lainnya H.Budi Antoni Aljufri SE – Henny Verawati nomor urut 1.
Pantauan di lapangan, pelaksanaan debat ini dijaga ketat oleh aparat keamanan. Terlihat ratusan orang polisi dan TNI bersiaga penuh, dan hanya orang yang punya tanda pengenal atau ID card resmi dari KPU yang bisa masuk ruangan.
Dari jalannya debat, sepertinya paslon JM-FA’I nomor urut 2 terlihat lebih siap. Mereka mampu menjawab semua pertanyaan maupun pernyataan dari para panelis maupun dari paslon lawan debatnya.
Tim pemenangan yang mendampingi mereka pun semua mengenakan seragam atau uniform warna biru langit bertuliskan nama dan gambar paslon.
Penampilan paslon yang didukung mayoritas parpol yang mendapat kursi di DPRD Empat Lawang ini, terlihat santai tapi serius. Mereka berani ngomong lepas tanpa harus membaca teks, namun apa yang disampaikan semua berbasis data (by data).
Dalam sesi pamungkas debat atau clossing statement, JM menegaskan bahwa selama 5 tahun dirinya memimpin Empat Lawang (2018-2023) banyak keberhasilan yang telah dicapai.
”Saya dulu mengatakan jika 6 bulan memimpin kondisi keamanan Empat Lawang lebih baik dari sebelumnya, maka saya akan mundur dari jabatan bupati. Sekarang masyarakat yang tahu bagaimana kondisi keamanan di Empat Lawang, antara lain zero prmbegalan”, tegasnya.
Selain itu, JM juga menyatakan selama dia menjadi bupati banyak juga membangun infrastruktur serta sarana dan prasarana lainnya, semua itu bermuara pada peningkatan perekonomian rakyat. ”Sekarang jumlah angka kemiskinan masyarakat Kabupaten Empat Lawang jauh menurun dibanding periode bupati sebelumnya,” ujar JM.
Menanggapi pernyataan cabup nomor urut 1 tentang defisit anggaran, menurut JM, di Sumsel hanya Kabupaten Lahat yang tidak mengalami defisit anggaran. Bahkan Provinsi Sumsel pun mengalami defisit anggaran. Itu disebabkan banyak faktor, antara lain keterlambatan pembayaran dana bagi hasil (DBH) tidak tersalurkan dan karena dana alokasi khusus (DAK) dari pusat yang batal dilaksanakan.
Ditegaskan JM, selama 5 tahun dirinya menjadi bupati lima kali mendapat predikat WTP atau wajar tanpa pengecualian. Beda dengan ketika cabup nomor urut 1 menjadi bupati selama 7 tahun tidak pernah sekalipu mendapat WTP. Bahkan, lanjut JM, 2 kali mendapat predikat disclaimer.
(WTP adalah opini audit terbaik yang diberikan Badan Pemeriksa Keuangan-BPK atas laporan keuangan daerah yang sesuai standar akuntansi. Sedangkan disclaimer adalah sebaliknya atau pernyataan penolakan dari BPK terhadap laporan keuangan).
Terkait PSU tanggal 19 April mendatang, JM berpesan kepada masyarakat Empat Lawang agar jangan salah pilih. Jika salah pilih maka lima tahun akan menyesal.
”Jika JM-FA’I diberi amanah oleh rakyat untuk memimpin Empat Lawang lima tahun kedepan insha Allah kami akan komitmen melaksanakan program sesuai visi-misi menuju Empat Lawang MADANI (Mandiri, Aman, Damai, Agamis, Nasionalis, dan Indah) jilid 2,” pungkas JM.
Sementara itu, Cawabup Arifa’i mengajak seluruh rakyat Empat Lawang untuk menjaga agar PSU berlangsung aman dan damai. ”Dan jangan lupa pada tanggal 19 April nanti datang ke TPS untuk memilih atau mencoblos tanda gambar paslon nomor 2,” ujarnya berkampanye. asnadi