Halosumsel.com 
Pada hari Senin tanggal 5 Oktober 2015 Danrem 041/Gamas Kolonel Inf Fajar Budiman, S.IP menjadi Irup pada peringatan Hut ke-70 TNI Tahun 2015 di Lapangan Sport Center Bengkulu.
Dalam Amanat Presiden Republik Indonesia yang dibacakan oleh Danrem 041/Gamas mengatakan, bahwa atas nama negara, Pemerintah dan juga pribadi, saya menyampaikan ucapan Selamat Hari Ulang Tahun kepada segenap anggota dan keluarga besar Tentara Nasional Indonesia di manapun saudara berada dan bertugas.
Secara khusus, ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, kepada anggota TNI yang dengan penuh kesungguhan bertugas di daerah pedalaman, di wilayah perbatasan, di wilayah terpencil, di pulau-pulau terdepan, anggota TNI yang bertugas di luar Negeri sebagai pasukan pemelihara perdamaian, serta para prajurit tni yang saat ini bahu-membahu memadamkan api kebakaran hutan dan lahan. Saudara-saudara telah dan sedang melaksanakan tugas yang mulia, terhormat dan membanggakan bagi bangsa dan negara serta dunia Internasional.
Menapaki usia yang ke-70 tahun, TNI bisa menggunakan momentum ini  untuk  mengingat    kembali jati diri TNI sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan tentara profesional. Untuk itu, saya mengapresiasi tema Hut TNI ke-70, yaitu “bersama rakyat TNI kuat, hebat, profesional, siap mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian”.
Lebih lanjut Presiden RI mengatakan, untuk membangun kekuatan pertahanan, kita harus bisa memenuhi kebutuhan Alutsista secara terpadu di ketiga Matra Pertahanan. Saat ini hampir semua Negara berlomba-lomba untuk memajukan teknologi Pertahanannya. Kita juga   melakukan upaya membangun postur pertahanan TNI yng makin kokoh, Alutsista makin lengkap, dan makin modern. Modernisasi teknologi pertahanan memang diperlukan untuk terus menerus mengimbangi kemajuan zaman.
Selesai pelaksanaan Upacara Hut ke-70 TNI dilanjutkan acara Drama Kolosal tentang perjuangan Jenderal Besar Soedirman dalam mempertahankan Kemerdekaan melawan Penjajah, walaupun beliau dalam keadaan sakit tetap berjuang bersama rakyat melakukan parang Gerilya. Di tengah kondisi kesehatan beliau yg makin mengkhawatirkan itu, banyak pihak yg menyarankan agar beliau berhenti bergerilya, namun semangat juang beliau tidak dapat dipatahkan oleh siapapun juga. Beliau terus gigih berjuang, tidak mempedulikan lagi keselamatan dirinya. Bagi beliau, lebih baik hancur dan mati daripada tetap dijajah.
Berkat perjuangan yg tak kenal menyerah itulah, Belanda kewalahan secara militer. Kekuatan gerilya Pak Dirman luar biasa. Belanda hanya mampu menguasai perkotaan, sedangkan di luar itu, sudah masuk wilayah gerilya tentara dan pejuang kita. Di sisi lain, tekanan diplomatis terhadap Belanda juga bertubi2, karena Dunia Internasional melihat bahwa dengan eksistensi TNI yg ditunjukkan oleh Pak Dirman membuktikan bahwa Republik Indonesia itu ada, dan bukan sekedar kumpulan gerombolan ekstrimis seperti yg santer dipropagandakan Belanda.
Akhirnya, Belanda pun benar2 angkat tangan, dan terpaksa mengajak RI untuk berunding kembali. Perjanjian Roem Royen pun terwujud pada tanggal 7 Mei 1949, dimana Indonesia dan Belanda sepakat untuk mengakhiri permusuhan. Presiden pun telah dibebaskan oleh Belanda dan dikembalikan ke ibukota negara, waktu itu masih Yogyakarta. Namun ini masih belum final dan Pak Dirman tetap belum yakin dengan hasil perjanjian itu. Beliau tetap bersikeras melanjutkan perjuangan sampai seluruh tentara Belanda benar-benar hengkang dari tanah air.
Turut hadir dalam kegiatan peringatan Hut Ke-70 TNI Tahun 2015 tersebut, yaitu Gubernur Bengkulu H. Junaidi Hamsyah, S.Ag, M.Pd, Kapolda Bengkulu, Danlanal Bengkulu, Kajati Bengkulu, Ketua DPRD Provinsi Bengkulu, Para Rektor dan Para Pejabat Pemda Provinsi Bengkulu, Walikota Bengkulu, Kabinda, Ka BNNP Bengkulu, Ketua Persit Kck Koorcab Rem 041  dan Ketua Jelasenastri beserta Pengurus. (rel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *