Palembang, Halosumsel- Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2025 , Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPS Kota Palembang periode 2023- 2026 menggelar seminar bertajuk “Menghadirkan Pendekatan Pembelajaran Mendalam dalam membentuk Karakter Murid melalui Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat”, Sabtu (10/5/2025) di Aula Lantai 3 Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palembang.
Peserta seminar dihadiri oleh guru-guru IPS kota Palembang dan juga dari guru-guru IPS dari Kabupaten Banyuasin kabupaten Musi Banyuasin (Muba) .
Selain itu pada acara seminar itu juga dilauncing Lagu Mars Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPS Kota Palembang yang di ciptakan oleh Anna Maria SPd.
Sedangkan pemateri adalah Kepala Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Disdik Kota Palembang, Sri Maryati, S.Pd., M.Si, Dr. Dedi Irwanto, M.A selaku Dosen Prodi Sejarah FKIP Universitas Sriwijaya (Unsri) dan Alief Kurnia T, S.Psi. yang merupakan Owner CBC ABATA dan FAST Psychology.
Ketua MGMP IPS Kota Palembang Triyanto Spd MSi menjelaskan dalam seminar kali ini ada sekitar 200 guru yang hadir .
Selain itu pihaknya berterima kasih kepada para sponsor dan semua pihak dan guru –guru sekalian termasuk tim 12 yang telah mensukseskan pelaksanaan seminar ini.
Menurutnya program seminar ini sebenarnya sudah diprogramkan menjelang akhir program tahun 2024/2025 yang tadinya rencananya akan dilaksanakan secara nasional namun karena keterbatasan kemampuan .
Namun paling tidak pihaknya bisa mengumpulkan guru-guru IPS dan mengundang perwakilan MGMP dan MGPK sekota Palembang untuk hadir dan mensukseskan seminar ini.
“ Tentunya pelaksanaan seminar ini banyak kekurangan baik yang kami sengaja maupun tidak kami sengaja , oleh karena itu mohon kiranya dimaklumi apa adanya,”kataya.
Dan dia juga berharap semoga seminar ini bisa di ikuti dengan baik oleh para guru-guru sekalian.
Dr. Dedi Irwanto, M.A yang merupakan Dosen Prodi Sejarah FKIP Universitas Sriwijaya (Unsri) dalam paparan yang berjudul Reaktualisasi Deep Learning Bagi Pembelajaran IPS di Kota Palembang salah satunya menyoroti pergantian jabatan Menteri Pendidikan saat ini , dimana dia mempertanyakan apakah akan ada pergantian kurikulum dengan pergantian Menteri Pendidikan tersebut dan apakah kurikulum tersebut dapat menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia.
“Karena kalau saya lihat, dulu berbagai buku bacaan yang dikelola atau dibaca oleh kita, tidak terlalu secanggih-canggih buku yang ada sekarang ini. Misalnya dulu kita cukup baca, ini Budi, ini Bapak Budi, ini Ibu Budi , ini Iwan, Wati, cukup kayak gitu. Tidak secanggih seperti sekarang ini,”katanya .
Namun yang terpenting menurutnya adalah bagaimana untuk siswa-siswa lebih banyak bersosialisasi dilingkungannya dan terpenting bagaimana membumikan pembelajaran kita di sekolah.
“ Seperti pelajaran sejarah dulu di zaman Belanda , saya pernah dapat pelajaran sejarah untuk pendidikan HIS di zaman Belanda ternyata buku sejarah mereka itu sama buku sejarah yang ada dipelajari di SD ditahun 1970, 1960an, tidak terlalu canggih. Ada sejarah tentang Majapahit, ada sejarah tentang Sriwijaya,”katanya.
Kalau sekarang, dia melihat sejarah Indonesia sudah luar biasa seperti ada sejarah Indonesia, sejarah Asia Tenggara, ada sejarah Eropa, dan sebagainya.
“Saya ingin ini yang perlu dibumikan lagi , termasuk mengedepankan materi-materi lokal , termasuk di Sumatera Selatan dan di kota Palembang,”katanya.
Sedangkan Alief Kurnia T, S.Psi. selaku Owner CBC ABATA dan FAST Psychology mengaku saat duduk di SMA dirinya mengambil jurusan IPS dengan bangga dan sadar.
“Dan ini yang ingin saya sampaikan kepada bapak-ibu sekalian , ruang kelas itu adalah area bermain anak-anak . Karena kita sebagai tenaga pengajar adalah pemandu wisata. Ketika pemandu wisatanya tidak bahagia, anak sebagai wisatawan rasanya tidak nyaman. Maka yang perlu saya sampaikan pertama adalah bagaimana bapak-ibu sebagai kita tenaga pengajar mungkin Looking Insight,”katanya.
Apalagi dirinya telah menyelesaikan membaca buku karya Robert Kiyosaki berjudul Cashflow Quadrant.
“Di buku ini diajarkan bagaimana sekolah itu memerdekakan. Sekolah itu membuat kita berani untuk mengejar mimpi. Bukan mengejar ekspektasi atau harapan sosial. Karena saya, kita bersama-sama, kita mengajarkan ilmu yang bermanfaat dan aplikatif dalam kesemua dunia. Sudah cukup banyak anak-anak yang belajar tapi mentok di teori,” katanya.
Dia berpesan agar anak-anak diajarkan bisa terbuka .Bisa benar-benar berani. Karena ke depan tantangan anak-anak ini adalah mereka akan melawan teknologi.
“Saya minta tolong kita nyampaikan materi tidak hanya teori, tapi kita coba sampaikan pengalaman kita. Ruh yang kita sampaikan ini jalan. Itulah yang akan menjadi sejarah mereka untuk bersaing dan lebih unggul daripada Artificial Intelligence dan lain-lain,”katanya.
Sedangkan Kepala Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan Kota Palembang, Sri Maryati, S.Pd., M.Si dalam paparannya yang berjudul “What Makes Good Teacher “ mengapresiasi pelaksanaan seminar ini yang dihadiri 200 guru dan dibantu oleh kalangan sponsorship.
“ Saya harap sinergi ini, kerjasama ini akan menjadi pertama dan selanjutnya , kita harap kedepan ada kesinambungan ,”katanya.
Dia mengajak para guru –guru untuk tetap berpositip thingking , bisa berempati dan ini harapan dirinya mewakili Diknas Kota Palembang dan apa yang Diknas Palembang usahakan secara aturan dan secara administrasi bisa di aktualisasikan dengan baik oleh para guru.
Terkait konsep mind, brain and Behavior yang disampaikan narasumber sebelumnya, menurutnya jika mind konsepnya masih abstrak. Mungkin hal ini sesuatu yang sifatnya subjektif apa yang kita pikirkan.
“Tapi kan kita punya brain untuk memproses. Kita punya brain sebagai alat, sebagai media untuk memproses apa yang abstrak tadi. brain kita juga sudah mengumpulkan banyak sekali informasi. Artinya dari konsep abstrak yang di mind tadi, kemudian di elaborasi dengan berbagai pemikiran-pemikiran lain. Apa yang kita dapat, brain ini alatnya, sampai kita bisa aktualisasikan jadi lebih ideal,”katanya.
Walaupun menurutnya nanti ada konsep abstraknya namun menurutnya itu hanya pemikiran subjektif saja tapi ketika pikiran mind ini masuk dalam otaknya , masuk dalam organ yang memprosesnya akan muncul dalam Behavior yang lebih benar-benar bijak dilihatnya, bisa berpikir positip kepada semua hal.
Dudi