Palembang,Halosumsel- Kamis (28/11) Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Naudi Nurdika menyambut kembalinya Satgas Kompi Zeni (Kizi) TNI Konga XXXVII MINUSCA yang telah selesai melaksanakan misi perdamaian di Afrika Tengah selama satu tahun. Upacara penyambutan dilaksanakan di halaman Makodam II/Sriwijaya Palembang.
Dalam sambutannya, Mayjen TNI Naudi Nurdika mengapresiasi keberhasilan 240 personel Satgas Kizi TNI dalam menjalankan tugas sebagai bagian dari Pasukan Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Satgas ini bertugas melaksanakan pekerjaan konstruksi dan pembersihan ranjau di wilayah konflik Afrika Tengah.
“Meski bertugas di wilayah yang tidak aman dengan kondisi cuaca yang menantang, mereka mampu melaksanakan tugas dengan baik dan membawa kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Bahkan beberapa prestasi diakui oleh PBB selama mereka bertugas,” ujar Pangdam II/Sriwijaya.
Satgas yang dipimpin oleh Komandan Satgas Lektol CZI Ibnu Muntaha ini terdiri dari personel gabungan tiga matra yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara, dengan main body berasal dari Yonzipur 2/SG.
Pangdam juga menjelaskan bahwa setelah kembalinya ke tanah air personel akan diberikan waktu untuk beristirahat dan berkumpul bersama keluarga sebelum kembali melaksanakan tugas kedinasan.
“Tentunya mereka diberi kesempatan untuk menghirup udara segar di tanah air setelah setahun penuh berpisah dari keluarga. Namun, tetap dalam koridor kedinasan TNI,” tambah Pangdam.
Pangdam II/Sriwijaya juga menyatakan kesiapan Kodam II/Sriwijaya untuk terus mendukung misi-misi serupa di masa depan. Selain tugas perdamaian di luar negeri Kodam juga telah beberapa kali menyiapkan pasukan untuk tugas di wilayah perbatasan, seperti Papua dan Kalimantan.
Satgas Kizi TNI Konga XXXVII MINUSCA meninggalkan kesan positif selama bertugas di Afrika Tengah. Tidak hanya menyelesaikan tugas konstruksi, tetapi juga menjadi duta perdamaian yang membawa nama baik Indonesia di kancah internasional.
Sementara itu Letkol Czi Ibnu Muntaha, Komandan Satgas Kompi Zeni (Kizi) TNI Konga XXXVII MINUSCA, membagikan kisah suka duka selama memimpin misi perdamaian di Afrika Tengah. Selama satu tahun bertugas, Satgas Kizi menghadapi berbagai tantangan dalam menjalankan tugas sebagai pasukan teknik (engineering) di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Tantangan terbesar yang kami hadapi adalah kondisi wilayah yang belum sepenuhnya aman dari ancaman milisi bersenjata. Ancaman ini menjadi perhatian utama saat kami melaksanakan pekerjaan konstruksi,” ungkap Letkol Ibnu.
Sebagai pasukan teknik, Satgas Kizi TNI bertugas membangun berbagai infrastruktur, baik konstruksi vertikal seperti gedung, maupun konstruksi horizontal seperti jalan dan jembatan. Selain itu, mereka juga menangani sisa-sisa bahan peledak seperti ranjau, granat, atau bom yang masih banyak tersebar di wilayah konflik.
Letkol Ibnu menjelaskan bahwa cuaca di Afrika Tengah menjadi tantangan tersendiri. Curah hujan yang tinggi sering kali menghambat pelaksanaan pekerjaan. “Ketika hujan turun, pekerjaan otomatis harus dihentikan. Ini mempengaruhi progres pembangunan yang kami kerjakan,” jelasnya.
Untuk mengatasi tantangan keamanan, Satgas Kizi mengandalkan strategi pengamanan berlapis. “Kami mengerahkan pengamanan internal dari pasukan sendiri. Selain itu, kami juga mendapatkan dukungan pengamanan dari pasukan negara lain yang tergabung dalam misi PBB,” tambah Letkol Ibnu.
Selain pengamanan, koordinasi dengan PBB juga dilakukan untuk menghadapi kendala cuaca. “Kami melaporkan kondisi lapangan secara berkala sehingga tugas tetap dapat disesuaikan dengan keadaan di lapangan,” kata dia.
Meski banyak tantangan, Letkol Ibnu mengungkapkan rasa bangganya bisa memimpin misi ini. “Bertugas sebagai bagian dari pasukan perdamaian PBB merupakan kehormatan. Kami tidak hanya mewakili TNI, tetapi juga membawa nama baik Indonesia di dunia internasional,” ujarnya.
Misi ini tidak hanya menguji ketangguhan fisik, tetapi juga mental dan profesionalisme personel Satgas Kizi TNI. Dengan dedikasi tinggi, mereka berhasil menyelesaikan tugas, termasuk mendapatkan apresiasi dari PBB atas prestasi dalam melaksanakan misi perdamaian di tengah kondisi sulit.
Kisah perjuangan Satgas Kizi TNI Konga XXXVII MINUSCA menjadi bukti komitmen Indonesia dalam mendukung perdamaian dunia, sekaligus inspirasi bagi generasi mendatang untuk terus berkarya demi bangsa dan kemanusiaan.
Sofuan