Halosumsel.com-
Satgas penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan dari Mabes TNI yang telah didatangkan dari Jakarta sejak tanggal 10 September 2015 lalu, terus bekerja ekstra keras untuk melakukan pemadaman titik api di sejumlah wilayah Kab. OKI dan Musi Banyuasin.
Hingga saat ini, 3 Satuan Setingkat Batalyon (SSY) atau 1.050 prajurit TNI yang memperkuat Subsatgas Darat bersama-sama dengan instansi terkait seperti TNI AD dari Korem 044/Gapo, BKSDA/Manggala Agni, UPTD PKHL Dishut, Polda dan BPBD masih terus berupaya melakukan pemadaman di sejumlah titik api.
Di wilayah Sumsel, sampai dengan tanggal 23 September 2015, tercatat masih terdapat 997 titik api. Dari jumlah tersebut, wilayah yang paling banyak terjadi titik api berada di Kec. Bayung Lencir Muba, sebanyak 287 hot spot, Tulung Selapan Kab. OKI sebanyak 226 hot spot dan Pampangan OKI sebanyak 126 hot spot.
Kapendam II/Swj Kolonel Arh Syaepul Mukti Ginanjar,S.IP menjelaskan bahwa sejumlah titik api telah berhasil dipadamkan, dan dilakukan penyekatan. Satgas penanggulangan Karhutla, juga terus melakukan pemadaman bersifat mobil, berpindah dari satu tempat yang berhasil dipadamkan ketempat titik api yang lain.
“Satgas perkuatan Karhutla TNI akan terus bekerja all out bersama-sama dengan Subsatgas darat yang ada di wilayah Korem 044/Gapo”, tandasnya.
Sementara kendala yang dihadapi Satgas Karhutla, menurut Kapendam antara lain adalah lokasi kebakaran yang sulit dijangkau, karakteristik lahan gambut yang sulit di padamkan, luasnya lahan yang terbakar dan alat peralatan / perlengkapan yang terbatas.
Selain kendala tersebut, imbuh Kapendam penanganan kabat asap juga dihadapkan pada terbatasnya sumber air di lapangan, cuaca yang panas dan tiupan angin yang kencang dan tidak adanya awan cumulonimbus untuk hujan buatan.
“Hal ini juga diperparah dengan masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat atau perilaku sebagian masyarakat yang membuka lahan dengan cara dibakar, serta melakukan pembalakan liar kemudian menghilangkan jejak dengan membakar lahan yang habis dicuri, sehingga memperburuk terjadinya bencana kabut asap”, tandasnya.
Oleh sebab itu, selain memadamkan titik api, imbuh Kapendam, Satgas juga melakukan sosialisasi kepada waga masyarakat agar tak melakukan pembakaran hutan/lahan (sofuan)