Halosumsel.com- Angka terjangkit infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) berada dalam zona darurat menyusul belum kunjung membaiknya kualitas udara disebagian wilayah Sumsel yang terkena bencana polusi kabut asap.

Agar penderita Ispa tak bertambah, Pemprov Sumsel pun telah menginstruksikan kepada seluruh kabupaten/kota yang darurat kabut asap  untuk mensiagakan pelayanan puskesmas selama 24 jam.

Seketaris Daerah (sekda) Pemprov Sumsel, Mukti Sulaiman mengatakan karena kualitas yang semakin memburuk, penderita Ispa dikhawatirkan akan terus meningkat sehingga membahayakan kesehatan masyarakat . Karena itu pemprov Sumsel telah mengeluarkan instruksi dari Gubernur agar seluruh Bupati dan Walikota mengimbau seluruh puskesmas diwilayah terkena dampak asap menjadi tonggak pertama pelayanan kesehatan bagi penderita ispa.

“Gubernur menerbitkan instruksi kepada Bupati dan walikota agar seluruh jajaran aparat kesehatan, rumah sakit dan  puskesmas di Kecamatan untuk siaga,
Begitu ada terkena ispa, langsung ada yang tangani,”kata Mukti usai menggelar rapat siaga darurat bencana asap di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumsel.

Karena situasi kesehatan udara sudah tak menentu tersebut, puskesmas juga tak boleh dibiarkan kosong dan harus siaga selama 24 jam. Menurut Mukti, berdasarkan jam kerja normal puskesmas sangat memungkingkan untuk melayani penderita Ispa, terlebih lagi bagi penderita yang membutuhkan pengobatan dimalam hari.

“Pertolongan pertama penderita ispa harus mendapatkan perawat di puskesmas, jadi mereka dihimbau harus melayani sepanjang siang dan malam, jangan sampai penderita ispa malah terjadi yang tak diinginkan akibat tak mendapat pertolongan cepat,”urainya.

Dengan menambahnya jam kerja puskesmas tersebut, Mukti menerangkan pihaknya juga telah mengantisipasi agar Puskesmas tak mengalami kekurangan tenaga medis. Menurutnya pemprov mengupayakan agar dinas kesehatan daerah setempat segera memetakan berapa jumlah kebutuhan tenaga medis yang dibutuhkan.

“Kita akan tetap optimalkan penyebaran jumlah tenaga medis sekarang ini, selain itu kami juga mengimbau agar dinas kesehatan daerah setempat menggalakkan tindakan preventif seperti sosialisasi pola hidup sehat hingga pemberian bantuan masker kepada masyarakat,”ungkap Mukti.(sofuan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *