Halosumsel.com –
Peleton Beranting Yudha Wastu Pramuka Jaya dilepas  Danrem Kolonel Inf Tri Winarno. Kegiatan diawali dari titik star di lapangan bola Suryadi Kec. Mesuji Untuk menuju etape pertama di desa Bumi Harjo Kec. Lempuing Jaya  dengan jarak tempuh sekitar 25 km.(16/12) Sedangkan untuk Peleton Inti Yudha Wastu Pramuka Jaya adalah dari Yonif Raider 200.
            Amanat Danpussenif Kodiklat TNI AD Mayor Jenderal TNI Prihadi Agus Irianto yang dibacakan  oleh Danrem 044/Gapo/Kolonel Inf Tri Winarno. Salah satu catatan peristiwa penting yang menjadi tonggak sejarah infanteri adalah peristiwa saat menghadapi agresi militer Belanda II tanggal 19 Desember 1948. Dimana       pada  saat  itu, Panglima Besar Jenderal Sudirman memgeluarkan perintah kilat no. 1/pb/d/1948 yang ditujukan kepada angkatan perang RI untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu perintah siasat no.1/1948 tanggal 12 juni 1948, untuk melawan musuh dengan melaksanakan perang rakyat semesta dimana pasukan-pasukan yang hijrah melaksanakan aksi wingate (infiltrasi) dengan cara long mars kembali ke wilayah masing-masing dan membentuk wehrkreise (kantong-kantong kekuatan) sebagai titik-titik kuat pertempuran gerilya. Bentuk dan siasat pertempuran yang digunakan tersebut merupakan taktik dan strategi prajurit  infanteri  untuk melanjutkan perjuangan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan.
 
Dari peristiwa tanggal 19 desember 1948 tersebut kita mendapatkan nilai-nilai ketokohan, patriotisme, kepemimpinan dari seorang panglima besar Jenderal Sudirman, nilai kejuangan, profesionalisme keprajuritan dan sifat pantang menyerah serta nilai kemanunggalan TNI dengan rakyat yang harus selalu terpatri dalam jiwa, sikap dan tindakan setiap prajurit Infanteri. Untuk mengabadikan nilai-nilai tersebut,  maka TNI AD menetapkan hari tersebut sebagai “hari infanteri” yang sampai saat ini telah memasuki usia ke enam puluh tujuh tahun.
Melihat sejarah ditetapkannya hari Infanteri tersebut, maka peran, tugas dan fungsi TNI AD khususnya prajurit Infanteri tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Kebersamaan dengan rakyat menjadi bagian penting dan strategis dalam mendukung pencapaian tuntutan profesionalisme prajurit dan satuan Infanteri.
 
Jalinan persaudaraan yang ada saat ini dapat dijadikan momen penting untuk penguatan mentalitas dan jati diri bangsa yang merupakan hal mendasar dalam membangun karakter bangsa yang kokoh dan kuat. Maka bersama rakyat, satuan Infanteri harus semangat Indonesia dan semangat untuk menegakkan jati diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Bersama rakyat pula satuan beserta prajurit Infanteri takkan pernah berhenti mempersembahkan dedikasi bagi  negeri  tercinta, mengembangkan langkah-langkah untuk mengobarkan persatuan dan kesatuan.
 
Selain itu, perlu menjadi atensi bagi para peserta upacara sekalian bahwa menurut catatan sejarah, pada tanggal 19 desember 1948 yang bertepatan dengan agresi militer belanda II, mr. Syafruddin  prawira  negara  yang  saat itu menjabat sebagai menteri kemakmuran kabinet presiden Soekarno mendapatkan mandat dari presiden Soekarno untuk membentuk pemerintahan darurat republik indonesia (PDRI) di Bukit Tinggi, Sumatera Barat sebagai suatu bentuk perjuangan bangsa dalam  rangka mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan penjajah karena Yogyakarta yang pada saat itu sebagai ibu kota negara Republik Indonesia diserang dan jatuh ke tangan Belanda.
         Usai Upacara,  Danrem 044/Gapo Kolonel Inf Tri Winarno mengibarkan bendera start, sebagai tanda diberangkatkannya kegiatan Peleton Beranting etape pertama.
           
           Upacara dihadiri oleh para Dandim OKI Letkol Inf Dwi Irbaya, Kabaglat Rindam II/Swj, Letkol Inf Rusdian, Kapolsek Mesuji, Akp Salahudin Deni, DPR OKI, H Sodik dan Camat Mesuji, Mukhlis. (rel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *