Palembang, Halosumsel- Kamis 21 November 2024 Direktur Eksekutif Pusat Kajian Pemilukada Indonesia (Puskapi) Zainal mengungkapkan beberapa faktor yang menyebabkan pasangan calon bupati dan wakil bupati Musi Banyuasin (Muba), Thoha-Rohman, unggul dalam survei Pilkada Muba, menyalip elektabilitas pasangan Lucianty-Syafaruddin. Hasil survei terbaru yang dilakukan pada 10 hingga 16 November 2024 ini menunjukkan perubahan signifikan dalam peta perpolitikan di Muba.

1. Citra Bersih dari Isu Korupsi
Menurut Zainal, salah satu faktor utama yang menyebabkan Thoha-Rohman unggul adalah citra mereka yang bersih dari isu korupsi. “Masyarakat Muba kini sangat menghargai calon yang memiliki rekam jejak bersih dan tidak terlibat dalam masalah hukum, terutama korupsi. Ini menjadi nilai lebih bagi Thoha-Rohman yang dianggap lebih bersih dan berintegritas dibandingkan dengan beberapa calon lainnya,” ujar Zainal.

2. Identitas Lokal yang Kuat
Zainal juga menyoroti bahwa pasangan Thoha-Rohman dianggap lebih mewakili identitas lokal Muba. “Thoha dan Rohman dipandang sebagai tokoh asli daerah yang lebih memahami kebutuhan masyarakat setempat. Mereka dianggap sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat dan memiliki pemahaman mendalam tentang kondisi sosial dan ekonomi di Muba,” tambah Zainal. Pendekatan ini terbukti efektif untuk menarik dukungan dari pemilih yang menginginkan pemimpin yang berasal dari dan untuk daerah mereka.

3. Program yang Relevan dan Tepat Sasaran
Thoha-Rohman juga berhasil mengemukakan program-program yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat. Salah satu program unggulan mereka adalah Bantuan Langsung Tunai (BLT) senilai 25 juta rupiah untuk keluarga miskin. “Program-program seperti ini terasa sangat relevan bagi masyarakat Muba, terutama yang membutuhkan bantuan sosial. Keberhasilan pasangan ini dalam menyampaikan program yang tepat sasaran menjadi alasan penting mengapa mereka berhasil menarik dukungan lebih banyak,” jelas Zainal.

4. Kelemahan dalam Penyampaian Program oleh Pasangan Lawan
Di sisi lain, pasangan Lucianty-Syafaruddin dinilai kurang efektif dalam menyampaikan program-program mereka kepada masyarakat. “Banyak pemilih merasa bahwa program dari pasangan Lucianty-Syafaruddin tidak disampaikan dengan cara yang mudah dipahami atau tidak cukup menyentuh kebutuhan nyata masyarakat. Ini menjadi tantangan besar bagi mereka untuk dapat bersaing lebih ketat dengan Thoha-Rohman,” kata Zainal.

5. Dinamika Pemilih yang Masih Bisa Berubah
Meski Thoha-Rohman unggul, Zainal mengingatkan bahwa dinamika pemilih masih bisa berubah menjelang pemilihan. “Masih ada sejumlah pemilih yang belum memutuskan pilihan mereka, yang artinya persaingan bisa berubah dalam beberapa hari terakhir menjelang pencoblosan. Setiap pasangan masih memiliki peluang untuk merebut hati pemilih yang belum menentukan pilihan,” lanjut Zainal.

Zainal juga menekankan bahwa meskipun Thoha-Rohman kini unggul, perolehan elektabilitas ini belum tentu menjadi hasil akhir, karena beberapa faktor lain bisa mempengaruhi keputusan pemilih. Namun, dengan dukungan yang semakin besar, Thoha-Rohman diyakini dapat mempertahankan keunggulannya menjelang hari pemilihan.

Meski segalanya bisa berubah dalam politik, saat ini Thoha-Rohman berhasil mencuri perhatian publik berkat kombinasi faktor-faktor seperti integritas, identitas lokal yang kuat, serta program-program yang lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat,”tutup Zainal

Sofuan