Halosumsel.com-

Musim kemarau membawa sejumlah dampak buruk terhadap masyarakat, khususnya petani. Banyak lahan pertanian yang hanya mengandalkan air hujan serta jauh dari irigasi, mengalami gagal panen.

Kasi Observasi dan Informasi Badan Stamet Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) II mengatakan, musim kemarau tahun ini lebih kering dibandingkan tahun lalu. Hal ini dikarenakan dampak El Nino yang melanda Indonesia, khususnya bagian barat, membuat sebagian wilayah lebih kering daripada biasanya.

“Untuk suhu relatif masih sama dibandingkan tahun lalu, masih dibawah 34 derajat celcius. Untuk perbandingan secara umumnya belum bisa dipastikan kondisinya karena masih berjalan,” tuturnya, Selasa (28/7).

El Nino yang melanda Indonesia termasuk El Nino moderat atau sedang. Suhu permukaan laut di wilayah Indonesia barat relatif lebih hangat dibandingkan klimatologisnya, sedangkan indonesia tengah dan bagian timur cenderung lebih dingin.

Moda dipole atau suhu muka laut di Samudera Hindia yang mengindikasikan terjadinya pengurangan pasokan uap air yang tidak signifikan dari Samudera Hindia ke wilayah Indonesia bagian barat, termasuk Sumsel.

“Bila pasokan uap air berkurang, otomatis pembentukan awan hujan pun berkurang. Karena itu pula curah hujan atau cuaca buruk di Sumsel berkurang. Sebaliknya, di Indonesia timur hujan jadi lebih sering daripada biasanya. Bahkan di wilayah Samudera Pasifik, lebih sering terjadi hujan badai,” jelasnya.

Kondisi tersebut diperkirakan berlangsung hingga November 2015 mendatang.

Sebagai informasi, El Nino adalah gejala penyimpangan (anomali) pada suhu permukaan Samudera Pasifik, tepatnya di sekitar pantai Barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi daripada rata-rata normal. El Nino terjadi karena pemanasan di ekuator samudra pasifik dan pemanasan global yang juga menjadi salah satu unsurnya.

El Nino hampir terjadi setiap tahunnya dan Indonesia merupakan salah satu negara yang sering terkena dampak El Nino karena letak geografisnya yang strategis di Samudera Pasifik. Provinsi lain yang juga akan terkena dampak El Nino diantaranya yakni Lampung, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, Sumatera Utara, NTB, Aceh, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, serta Jawa Tengah.

El Nino pun mengakibatkan kemunduran awal hujan di beberapa wilayah. Agus menuturkan, fenomena El Nino yang tidak terlepas dari suhu permukaan laut fasifik kondisinya sekarang tidak terlalu menakutkan, meski harus tetap diwaspadai.

“Kami berharap masyarakat Sumsel dapat menghadapi kemungkinan perubahan cuaca yang ekstrim serta dapat meminimalkan kerugian,” tandasnya(sofuan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *