Halosumsel.com-

Perkembangan dunia jurnalistik dan industri media massa di Indonesia yang terus tumbuh dan bertambah luas, tak diiringi dengan mempertahankan karya jurnalistik yang berkualitas. Untuk itulah sertifikasi profesi jurnalis menjadi sebuah kewajiban agar kualitas tersebut bisa dipertahankan.

 

Sekjen Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Hendry Ch Bangun mengatakan, sertifikasi wartawan bisa dilalui dengan kegiatan Uji Kompetensi Wartawan (UKW). Namun sebelumnya, jurnalis diberi pembekalan terlebih dahulu agar memiliki teori dan teknik yang benar dalam melaksanakan tugasnya.

 

“Beberapa kegiatan pembekalan ini dilaksanakan seperti Sekolah Jurnalistik Indonesia dan Safari Jurnalistik. Ini cara untuk mempertahankan jurnalisme di Indonesia tetap berkualitas,” tuturnya, saat acara Safari Jurnalistik 2015 di Ruang Rapat Bina Praja, Jumat (31/7).

 

Hendry mengatakan, digagasnya kegiatan ini karena pemberitaan tidak jarang menjadi permasalahan dan dibawa ke ranah hukum. Sering kali jurnalis saat ini melupakan prinsip-prinsip dalam membuat berita dengan baik yang rawan dikriminalisasi. Dengan kegiatan ini, ia berharap makin banyak wartawan yang paham membuat berita yang baik dan benar.

 

Acara ini diselenggarakan PWI atas dukungan PT Astra Internasional, Tbk. Ia mengungkapkan, alasan PWI mau bekerjasama dengan Astra karena Astra adalah perusahaan besar dan ternama yang dikelola dengan good corporate government.

 

“Sebaliknya, Astra pun senang dan mau bekerja sama dengan PWI karena pengelolaan dan laporan penggunaan uang PWI transparan serta dipercaya. Selain itu, Safari Jurnalistik ini pun sesuai dengan program CSR Astra yang salah satunya bergerak di bidang pendidikan,” jelasnya.

 

Selain itu, Palembang merupakan kota pionir dalam melaksanakan sertifikasi profesi jurnalis yang pada saat itu terlaksana karena dorongan Gubernur Sumsel H Alex Noerdin yang sangat memperhatikan kondisi jurnalis.

 

“Oleh karena itu, Palembang dan Sumsel tidak boleh tertinggal oleh daerah lain dalam melakukan sertifikasi jurnalis ini. Jurnalis Sumsel harus sudah lebih banyak dan sebisa mungkin seluruhnya disertifikasi,” lanjutnya.

 

Sementara itu, Ketua Bidang Pendidikan PWI Pusat Marah Sakti Siregar mengatakan, modal paling penting yang harus dimiliki oleh seorang jurnalis bukanlah kepintaran, melainkan komitmen dan integritas. Jurnalis bisa membuat berita dengan baik ketika komitmen dan integritasnya diarahkan kepada kepentingan rakyat.

 

“Sejak awal, itulah memang tujuan sejati seorang jurnalis. Membela kepentingan rakyat dengan fungsi kontrol sosialnya. Jurnalis bisa menjadi pilar penopang bangsa setelah Pancasila, UUD 1945, dan pemerintahan,” paparnya.

 

Di lain pihak, Head of Public Relations Divisions PT Astra Internasional, Tbk Yulian Warman mengungkapkan rasa hormatnya karena bisa bekerjasama terus bersama PWI. Ia menceritakan, sejak 58 tahun lalu pihaknya kini telah memiliki program Corporate Social Responsibility (CSR) berbentuk sembilan yayasan yang bergerak di bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan sosial.

 

“Safari Jurnalistik ini masuk ke dalam program CSR pendidikan kami. Karena itulah kami terus-menerus menyelenggarakan bersama PWI untuk meningkatkan kualitas jurnalis yang semakin baik. Kami yakin, negara yang memiliki jurnalis handal adalah ciri negara yang beradab dan maju,” tuturnya.

 

Safari Jurnalistik ini dihadiri oleh 42 perwakilan jurnalis Sumsel, para pemimpin perusahaan media dan pimpinan redaksi media. Para pembicara di acara kali ini pun merupakan mereka yang telah matang dan puluhan tahun malang melintang di dunia jurnalistik. Selain Marah Sakti dan Hendry CH Bangun, ada Priyambodo RH wartawan senior Kantor Berita Antara dan Antaranews serta Encub Soebekti yang juga wartawan senior

(Sofuan)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *