PALEMBANG,HS –

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan segera merealisasikan pembangunan pusat Islamic Center Terpadu Masjid Sriwijaya.

Kepastian akan dibangunnya Masjid Sriwijaya tersebut setelah mendapatkan  saran dari Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Prof Dr Jimly Asshiddiqie saat mengadakan Silahturahmi dengan Gubernur Sumsel H. Herman Deru di Hotel Arista, Sabtu (6/7).

Sebelumnya penyelesaian pembangunan  Masjid Sriwijaya sempat terkendala permasalahan hibah yang belum selesai.

Gubernur  H. Herman Deru usai melakukan pertemuan dengan Jimly Asshiddiqie mengatakan, Pemprov. Sumsel akan segera menyelesaikan pembangunan masjid kebanggaan warga Sumsel tersebut jika masalah hibah tanah sudah rampung. Pemprov siap mengalokasikan dana untuk pembangunan masjid tersebut.

“Nantinya masjid Sriwijaya akan menjadi Ismalic Center sebagai pusat belajar ilmu agama. Termasuk nanti  merealisasikan rumah sakit Islam dengan pengelolaan dibawah Masjid Sriwijaya namun masalahnya, masih terkendala pembebasan lahan, kita tidak bisa memberikan hibah kalau belum clean and clear lahannya,” terangnya.

Kemudian juga Herman Deru menambahkan dalam pertemuan dengan Ketua DPP ICMI pusat. Dirinya diminta untuk  menjadi Dewan Penasihat ICMI Sumsel.

“Alhamdulillah saya di daulat beliau jadi dewan penasihat ICMI Sumsel hari ini sudah berlaku selain itu  banyak hal kami bahas tentang Sumsel ini,” imbuhnya.

Sementara itu Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Prof Dr Jimly Asshiddiqie meminta agar Pemprov. Sumsel mensegerakan pembuatan masjid  Sriwijaya. Karena masjid tersebut merupakan simbol peradaban Islam di Sumsel.

“Harapannya Masjid Raya Sriwijaya ini bisa segera terealisasi. Sebab, Palembang ini satu-satunya ibukota Provinsi yang belum membangun masjid baru pasca merdeka. Selama ini masjidnya merupakan bangunan lama dan hanya rehab saja,” ungkapnya.

Lanjut dia, masjid yang akan dibangun sengaja menggunakan kata Sriwijaya untuk memadukan simbol masa lalu di Indonesia yaitu kerajaan Sriwijaya yang menganut agama buddha, meskipun begitu tetapi di Indonesia penganut Islam yang inklusif maka masyarakat akan menerima hal tersebut.

Dijelaskan Jimly, Pemprov Sumsel  dapat meneruskan pembangunan masjid tersebut dengan lokasi yang ada sekarang.

“Kalau tidak berhasil di Jakabaring, bisa gunakan lahan yang lama. Saya itu sudah mewakafkan  tujuh hektar di tempat yang lama. Memang kelemahannya tidak dipinggir jalan. Tapi kan tinggal dibuka saja,” ungkapnya.(rel humas)rel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *