Halosumsel.com-
Dalam rangka membina generasi muda untuk meningkatkan kesadaran bela negara melalui pengetahuan dan keterampilan, Korem 041/Gamas melaksanakan Program Pembinaan Pramuka yang diikuti sebanyak 120 orang siswa- siswi pramuka calon Penggalang SMP Negeri 2 Bengkulu bertempat di Lapangan Apel Makorem 041/Gamas, Minggu (30/8).
Para pelajar SMPN 2 Bengkulu yang terdiri dari 4 regu putra dan 8 regu putri ini mendapat banyak materi dari para pelatih yang merupakan anggota TNI dari Korem 041/Gamas, diantaranya materi baris-berbaris, tata cara penghormatan, dan diselingi dengan materi game (permainan) yang membuat mereka semakin antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Selain materi dilapangan, para pelajar yang merupakan calon penggalang pramuka juga mendapat pembekalan tentang wawasan kebangsaan dan ancaman perang “ proxy war”.
Dalam arahannya Komandan Korem 041/Gamas Kolonel Inf Fajar Budiman, S.IP yang diwakili oleh Kepala Seksi Teritorial Letkol Caj Drs. M. Adam menyampaikan kegiatan pembinaan kepramukaan ini merupakan upaya membina dan mengembangkan pendidikan bela negara melalui kepramukaan bagi kaum muda khususnya para pelajar sebagai patriot bangsa yang setia, berbakti dan menjunjung tinggi nilai luhur bangsa dan tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Lebih lanjut Kasiter mengungkapkan generasi muda khusunya pelajar adalah generasi penerus bangsa, kelangsungan hidup bangsa ini kedepan ada pada pundak mereka, sehingga mereka harus dipersiapkan sejak dini agar menjadi generasi penerus bangsa yang jujur, berbudi pekerti, dan memiliki wawasan kebangsaan. Sehingga kegiatan ini sangat positif dalam membangun karakter para pelajar sejak dini.
M. Adam juga mengajak para pelajar untuk lebih berhati-hati dalam menyikapi perkembangan situasi perang boneka yang biasa disebut Proxy War. “Proxy War adalah ancaman nyata saat ini. Musuh yang dihadapi dalam proxy war tidak terlihat tapi nyata,” contohnya peredaran narkoba di kalangan generasi muda, perkelahian atau tawuran antar pelajar adalah bentuk proxy war dengan tujuan melemahkan generasi muda ungkapnya.
Selain itu, proxy war juga menjadi ancaman nyata bagi kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam menyongsong Indonesia Emas. Sehingga peran pelajar dianggap sangat penting. “Pemuda dan pelajar adalah agen perubahan, dalam sepuluh dua puluh tahun yang akan datang adalah pengganti kita memimpin negeri ini,” ungkapnya.
“Jadi mereka jangan sampai menjadi korban proxy war, generasi muda dan pelajar harus kuat baik secara fisik, mental, spiritual dan akademik. Sehingga tidak berakibat pada hilangnya generasi penerus atau lost generation,” tegasnya. (rilis)