Namun Pemerintah Provinsi Sumsel melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumsel Ir Permana MMA membantah jika dengan didatangkannya daging sapi segar dari Subang dan dijual lebih murah sia-sia alias tidak pengaruhi harga jual daging di semua pasar di Palembang. “Tidak begitu (sia-sia dilaksanakan penjualan daging segar murah dari Subang). Semuanya kan kembali ke masyarakat. Mau tidaknya membeli daging dari Subang ini yatergantung masyarakat. Kita hanya beri pilihan saja,” bebernya
Diakui Permana masih banyak pasar-pasar di Palembang yang menjual harga tinggi. Sama halnya dengan harga daging di Pasar Cinde yang merupakan pusat lokasi penjualan daging segar dari Subang itu. Di Pasar Cinde, harga daging masih di kisaran Rp130.000-Rp140.000 per kg.
Permana
“Kita mencium ada ulah oknum di beberapa pasar. Mereka menghasut agar pembeli tidak mau membeli daging dari Subang. Dikatakan tidak segar dan daging beku. Jadi mereka (pedagang) masih kekeuh menjual mahal tapi berteriak kualitasnya segar,” ungkapnya
Menurut Permana, kualitas daging dari Subang tidak berbeda dengan daging lokal. Daging dari Subang tetap segar meski dimasukkan ke lemari pendingin. Untuk itu, pihaknya selalu mengecek kualitas daging tersebut setiap harinya.
Terkait mahalnya harga daging di berbagai pasar di Palembang, ia menyakinkan jika pedagang yang bekerjasama dan membeli daging dari Subang itu tidak akan menjual lebih dari Rp99.000 per kg. Sebab, pedagang yang bisa membeli daging dengan harga Rp94.000 per kg hanya pedagang yang namanya tercatat di lima pasar.
Yakni Pasar Cinde, Pasar Lemabang, Pasar Kuto, Pasar Kebon Semai dan Pasar Palimo. “Mereka akan diawasi oleh PD Pasar masing-masing. Jika ada yang jual lebih dari itu, pastinya ditindak tegas,” jelasnya
Lalu bagaimana penertiban untuk pedagang yang menjual daging diatas harga standar? Permana menegaskan, menjual daging dengan harga mahal adalah hak pedagang. Apalagi rata-rata daging yang dijual pedagang di Sumsel adalah daging lokal dan impor.
Pihaknya tidak bisa melarang pedagang untuk menjual dan menghentikan peredaran daging tersebut. “Itu kan hak mereka (pedagang). Sekarang terserah pembeli mau daging yang beredar atau daging dari Subang,” umbarnya
Namun, lanjut Permana, penjualan daging dari Subang juga sudah berefek yakni turunnya harga daging di Pasar Lemabang. Dari harga awal Rp130.000 per kg menjadi Rp110.000 per kg.
“Ini buktinya. Ada efek meski belum begitu besar,” cetusnya. Diketahui, Pemprov Sumsel bekerjasama dengan Bulog dan Kementerian Perdagangan RI untuk mendatangkan daging sapi dari Subang ke Palembang. Daging itu sebanyak 15 ton atau 15.000 kg yang diangkut dalam satu kontainer besar.
Sampai kemarin (13/7) sore, tercatat penjualan daging segar itu mencapai sekitar 5 ton. Ia meyakini hari ini (14/7), daging segar tersebut akan habis.
“Minat masyarakat sudah mulai terlihat. Kita memang target jual hanya tiga hari saja,” tukas Permana. Ia mengatakan, pihaknya akan menyediakan mobil kontainer kecil dalam beberapa hari ini agar bisa dilakukan penjualan daging dari Subang yang sifatnya mobile.
“Artinya tidak hanya terpusat di lima pasar saja. Tapi akan dikelilingkan. Jadi masyarakat akan lebih tersosiasialisasi program ini,” tandasnya
Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel H Mukti Sulaiman menerangkan, pihaknya mendatangkan daging dari Subang dengan tujuan menjadi penyeimbang bagi harga daging yang ada di Palembang. Apalagi saat ini harga daging di Palembang berkisar Rp130.000 atau melebihi dari standar nasional yakni Rp102.000 per kg.
“Kita memang mahal (jual daging di masyarakat). Harapan kita dengan adanya daging dari Subang bisa membuat harga daging menjadi seimbang. Sebab kebutuhan daging jelang lebaran terus meningkat setiap harinya,” bebernya
Mukti menyebutkan keberadaan daging dari Subang itu bukanlah merupakan operasi pasar melainkan menyeimbangkan komoditi daging segar di Palembang. Hal itu karena pasokan daging di Sumsel masih kecil jika dibandingkan kebutuhan daging. “Kita menyediakan stok daging untuk masyarakat sendiri. Kita bantu masyrakat dalam membeli daging dengan harga yang tidak melonjak tinggi. Sekarang ini jadi pilihan masyarakat saja,” ungkap nya
Lalu bagaimana jika stok daging dari Subang habis? Mukti menjelaskan pihaknya akan kembali mendatangkan daging serupa dari Subang. “Pokoknya sampai masyarakat terpenuhi kebutuhannya. Ini tidak terbatas. Kita kerjasama terus-menerus,” tandasnya. (sofuan)