Halosumsel.com-
Operasi pasar (OP) daging sapi segar akan digelar di beberapa tempat diwilayah Palembang.Operasi pasar dilakukan karena tingginya harga daging sapi di Sumsel, bahkan tertinggi se-Indonesia setelah Provinsi Papua.
Diketahui beberapa waktu lalu, harga daging di Sumsel menjelang Lebaran ini sempat menyentuh harga Rp125.000. Angka tersebut melebihi harga rata-rata nasional yang berada di kisaran Rp100.000. Namun dengan OP ini, pedagang akan menjual dikisaran Rp97.500 hingga Rp98.000.
Kepala Divre Bulog Sumsel Babel Miftahul Adha mengatakan, pemerintah pusat mengambil langkah untuk mengefisiensikan jalur distribusi daging sapi ke Sumsel. Tingginya harga daging sapi di Sumsel ini pun ditenggarai akibat distribusi yang kurang lancar dan harganya yang mencekik pedagang.
Untuk OP daging nanti, sebanyak 15 ton daging sapi akan didatangkan dari Kelurahan Perbawati, Kecamatan Selabintana, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Distribusi diambil alih Bulog, dari daerah produsen daging ke daerah yang mengalami kenaikan harga. Lalu Bulog dan pedagang akan melakukan kerjasama penentuan harga. Dengan demikian, harga bisa dikendalikan dan tidak melonjak terlalu tinggi.
“Bulog hanya akan jadi pemasok ke pedagang eceran daging sapi. Oleh karena itu, kami bekerjasama dengan PD Pasar Palembang Jaya untuk mengambil langsung daging sapi dari daerah produsen,” tuturnya usai Rapat Teknis Operasi Pasar Bulog terhadap Komoditi Daging dan cabe, beberapa waktu lalu
Bulog mengambil alih distribusi dan menjadi pemasok sementara untuk menjalankan fungsinya sebagai penyeimbang harga sembako, termasuk daging.
“Dilakukan di Cinde dulu sebagai Pilot Projek. Selanjutnya akan dilakukan di lima pasar di Palembang, termasuk Pasar KM 5, Kuto, Sekip Ujung, dan Lemabang. OP daging baru akan dilakukan di Palembang. Bila ada lonjakan harga lagi, nanti akan kita lakukan lagi hal yang sama di beberapa daerah,” lanjutnya.
Pihaknya akan melakukan OP daging hingga menjelang Lebaran serta beberapa hari setelah Lebaran. Miftah mengklaim bahwa jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan daging selama musim Lebaran.
Karena selain yang 15 ton tersebut, stok daging segar lokal yang berasal dari Rumah Potong Hewan (RPH) Gandus, Palembang pun masih bisa didistribusikan kepada masyarakat. “Nanti masyarakat bisa memilih mau daging dari Subang atau dari Gandus. Kita siapkan kontainer yang terparkir di Pasar Cinde sebagai tempat penyimpanan dagingnya.
Saat disinggung soal intervensi harga cabe, pihaknya belum membahas secara mendalam. Hal itu dikarenakan hingga saat ini harga cabe masih naik-turun dan masih terkendali. Secepatnya, Pemprov Sumsel akan membahas perihal harga cabe dan akan melakukan antisipasi kenaikan harga yang sifatnya permanen.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Permana mengatakan, andil Pemprov Sumsel dalam kebijakan ini untuk memfasilitasi keperluan Bulog. Pihaknya mengajak lima pedagang dari lima pasar di Palembang ikut meninjau langsung pemotongan sapi di Subang untuk memastikan kualitas daging yang dikirim.
“Bila harga sudah terkendali dan harganya bisa dibawah Rp100.000, saya kira ibu-ibu bakal bergembira juga ini,” ujarnya.
Pihaknya mengupayakan operasi pasar dagung akan diselenggarakan hingg H+7 Lebaran. Juga tak menutup kemungkinan bahwa pemesanan langsung ke produsen dagung sapi lewat Bulog akan dilakukan terus pasca Lebaran nanti.
“Selanjutnya tergantung Bulog dan PD Pasar, mau memesan langsung ke produsen lagi atau tidak. Kami siap memfasilitasinya lagi,” tambahnya.
Permana mengungkapkan, kebutuhan masyarakat Palembang akan daging sapi selain di musim Lebaran mencapai enam ton per harinya. Menjelang Lebaran, kebutuhan masyarakat naik hingga 50 persennya atau sembilan hingga 9,5 ton.
Sebelumnya, Sumsel hanya bisa memenuhi 78 persen kebutuhan daging masyarakat tersebut. Dengan pemesanan ke peternakan di Subang ini, pihaknya bisa memenuhi kebutuhan masyarakat, serta menahan gejolak harga yang cenderung melambung terus hingga Lebaran.
“Kedepannya tergantung permintaan. Kalau banyak yang senang, kita teruskan memesan. Yang penting kebutuhan Lebaran terselamatkan dulu,” imbuhnya.
Cara ini pun, dikatakan Permana, ampuh untuk menumpas mafia daging yang acap kali bermain harga di momen seperti Lebaran demi keuntungan pribadi dan merugikan masyarakat. “Dengan cara ini, akan ketahuan siapa pemainnya,” ujar Permana.
Pilot Project OP daging di Pasar Cinde akan diresmikan secara seremonial oleh Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan RI Sri Agustina. Sementara Menteri Perdagangan Rachmat Gobel direncanakan hadir memantau langsung OP pada Selasa (14/7) esok. (sofuan)