“Kita langsung turun ke lapangan dengan staf kota dan provinsi, mendatangi rumah korban. Sebelum meninggal bayi tersebut dalam kondisi demam selama 3 hari, sesak nafas dan dengan panas dengan suhu 39,2 derajat,” beber Lesty.
Dari rumah sakit muhammadiyah palembang, kata Lesty, didapatkan kalau kondisi bayi saat masuk memang sudah sakit.
Berdasarkan keterangan, bayi tersebut masuk sekitar pukul 06.30pagi, sempat dirawat dan meninggal pukul 8 malam. Dirinya berharap agar keadaan seperti ini tak terulang lagi karena disaat kondisi kabut asap ini harus dapat lebih menjaga kesehatan.
Lesty menyarankan kepada orang tua khususnya yang memiliki anak masih balita agar jangan telat membawa anak berobat apabila demam. “Jangan sampai menunggu demam berhari- hari, kalau panas langsung bawa ke rumah sakit terdekat atau balai pengobatan yang ada,” jelas dia.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel mencatat penderita ISPA mulai Oktober hingga per 7 Oktober 2015 yakni sebanyak 6.398 penderita. Untuk kota Palembang saja selama Oktober capai 3.281 penderita.
“Palembang paling banyak karena jumlah penduduk juga,” cetusnya.
Sedangkan untuk bulan September saja penderita ISPA tercatat 26.462 se Sumsel dan Palembang selama September 15.474 penderita.
“Pagi dan sore masuk kategori itu. ISPU yang kita pantau menjelaskan bahwa udara memang tidak sehat untuk dihirup,” ungkapnya.
Pihaknya telah menyampaikan kepada Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel untuk mengintruksi kepada kabupaten kota agar mengambil langkah efektif bagi anak-anak sekolah.
“Partikel di udara didominasi asap yang mengandung campuran debu dan abu,”tandasnya (sofuan)