Halosumsel.com-

Setelah banyaknya keluhan warga Sumatera Selatan (Sumsel) terhadap pemadam listrik rutin beberapa bulan ini membuat pihak PT PLN Wilayah Sumsel, Jambi dan Bengkulu (WS2JB) angkat suara.

 

Budi Pangestu, General Manager PT PLN WS2JB mengatakan, ada defisit listrik yang terjadi di tengah beban puncak kebutuhan daya listrik yang tidak sesuai dengan pasokan daya listrik.

 

“Permohonan maaf ke seluruh pelanggan di Sumsel,Jambi,Bengkulu atas kekurangan pasokan sehingga terjadi pemadaman di beberapa tempat. Secara rata-rata beban puncak di Sumbagsel, termasuk Lampung sebesar 1.655 Mega Watt (MW), terlebih harus mengirimkan ke Sumbagteng sebesar 117 MW. Sedangkan pembangkit yang siap beroperasi hanya 1.547 MW. Dari total cadangan pembangkit yang ada dihitung dengan kebutuhan beban puncak, masih ada kekuangan 225 MW,” ujarnya saat melakukan Pers Conference di Ruang Rapat Pemprov Sumsel, Rabu, 30 September 2015.

 

“Supaya tidak padam serentak, kita harus mengurangi beban puncak sesuai dengan daya listrik yang tersedia yaitu dengan melakukan pemadaman listrik di beberapa tempat. Di Lampung sudah dikurangi 82 MW dan wilayah S2JB  minus 143 MW,” ungkapnya.

 

Kekurangan pasokan listrik ini, lanjutnya, dikarenakan banyak faktor, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang biasa digunakan hanya bisa beroperasi 1-4 jam. Hal ini dikarenakan debit air berkurang di musim kemarau. Beberapa PLTA yang terpaksa beroperasional minim yaitu PLTA Musi dengan daya listrik 2×70 MW, PLTA Maninjau 4x17MW, PLTA Singkarak dan lainnya. Padahal, empat PLTA ini mampu menyumbang sekitar 608 MW.

 

Lalu, ada pembangkit listrik di daerah Borang dengan daya 1×30 Watt dan Pembangkit Gunung Megang, 2×48 MW yang kurang maksimal beroperasi karena faktor kabut asap. Selain itu, banyak pemeliharaan pembangkit listrik yang semakin menurunkan pasokan listrik di PLN WS2JB.

 

“PLTU Sembalang sebesar 80MW baru masuk hari ini, lalu PLTG Kramasan akan selesai pemeliharaannya pada awal Oktober 2015. Untuk pembangkit Banjarsari dan Kebang Agung, diharapkan minggu pertama Oktober bisa rampung. Dari pembangkit listrik yang sedang dipelihara, menyumbang sekitar 428 MW. Sehingga, November mendatang pasokan listrik bisa memenuhi kebutuhan listrik,” lanjutnya.

 

Dengan adanya pemadaman bergilir ini, penyaluran daya listrik untuk 2,6 Juta pelanggan PLT WS2JB dibatasi antara 4-6 Jam per hari. Namun, pemadaman tidak akan terjadi jika setiap pelanggan PLN S2JB bisa menghemat sebanyak 76 Watt setiap harinya.

 

Sementara itu, Mukti Sulaiman, Sekda Pemprov Sumsel menghimbau kepada pelanggan PT PLN WS2JB agar bisa menghemat penggunaan listrik setiap harinya. Pihaknya juga tidak mempunyai kewenangan terhadap kebijakan pemadaman listrik yang meresahkan masyarakat Sumsel.

 

“Kita himbau masyarakat agar berhemat. Kita akan koordinasikan ke semua instansi pemerintah agar bisa melakukan penghematan listrik. Mati hidupnya listrik bukan kewenangan Gubernur Sumsel ataupun Bupati, tapi ini otoritas penuh dari PLN. Jadi jangan ngadu ke Gubernur Sumsel, tapi langsung ke PLN,” ujarnya. (Nge)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *