Halosumsel.com-

Satgas penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan, baik dari Mabes TNI maupun satuan jajaran Kodam II/Swj bersama-sama dengan dinas/instansi terkait seperti BKSDA/Manggala Agni, UPTD PKHL Dishut, Polda dan BPBD masih harus terus berjuang untuk melawan asap dan memadamkan api yang masih menyelimuti sejumlah wilayah Kodam II/Swj.

Walaupun telah berjuang tak kenal lelah siang dan malam serta berhasil memadamkan sejumlah titik api (hot spot) akibat Kebakaran Hutan dan Lahan yang terjadi di wilayah Kab. Muba dan Kab. OKI, namun kenyataannya hingga saat ini kabut asap yang menyelimuti wilayah Sumsel, termasuk di kota Palembang masih belum hilang.

Seperti yang dilakukan oleh Satgas penanggulangan kabut asap yang bertugas di wilayah OKI pada Rabu (29/9/2015), kemarin. Sebanyak 731 prajurit yang tersebar di 11 pos di wilayah Kab. OKI yakni Pedamaran, Tulung Selapan, Lampan, Pampangan, Air Sugihan, Tanjung Lubuk, Mesuji, Cengal, Sungai Menang, Kayu Agung dan Indralaya terus melakukan pemadaman titik api dan berhasil memadamkan sejumlah titik api di berbagai kawasan dan melakukan penyekatan.

Demikian juga Satgas penanggulangan kabut asap yang bertugas di wilayah Muba dengan kekuatan 529 orang telah berhasil melakukan pemadaman dan penyekatan titik api serta menyegah penyebaran titik api ke area yang tidak terbakar, di Kec. Muara Medak dan Muara Merang. Satgas TNI bersama-sama dengan instansi terkait juga terus melakukan upaya pemadan, termasuk melakukan patroli dan pemantauan.

Hasilnya memang ada kemajuan. Berdasarkan laporan pantauan satelit Aqua dan satelit Terra menunjukkan bahwa titik api (hot spot) jumlahnya semakin berkurang dan mulai menurun. Demikian juga berdasarkan laporan prajurit TNI di lapangan yang tergabung dalam Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan, bahwa titik api sudah banyak yang berhasil dipadamkan.

Namun, intensitas asap hingga saat ini masih tebal. Hal ini dikarenakan adanya sisa-sisa asap dari kebakaran dan faktor suhu udara yang masih tinggi serta angin yang masih kencang. Selain itu, lahan yang terbakar rata-rata adalah lahan gambut, sehingga walaupun kelihatannya sudah padam, namun dibawahnya masih panas yang memungkinkan terbakar kembali.

Kita semua berharap agar bencana kabut asal di wilayah Kodam II/Swj dan sejumlah wilayah di tanah air dapat segera ditangani, sehingga masyarakat tidak lagi disusahkan dengan kabut asap yang terus dihirup setiap hari.(rel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *