Halosumsel.com-
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat pada praktek klinis ilmu Anestesilogi dan Terapi intensif agar dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan, dibutuhkan dokter spesialis Anestesi yang jumlahnya masih sangat minim di Provinsi Sumatera Selatan.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesilogi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN) Sumsel, Dr. Yusni Puspita mengatakan, dari 1.360 dokter Anestesi yang ada di Indonesia dengan jumlah dokter bedah yang banyak, hanya terdapat 22 dokter Anastesi di wilayah Sumsel. “22 dokter Anastesi ini tersebar di enam kabupaten/ kota yakni, Palembang, Prabumulih, Lubuk Linggau, Muara Enim, Kayu Agung, Musi Banyuasin,” katanya.
Lanjut Yusni, jumlah tersebut masih sangat minim sedangkan kebutuhannya sangat penting. “Rumah Sakit tipe c yang mempunyai kamar operasi membutuhkan dokter Anestesi, dari proses di ruang emergency, kegawatdaruratan serta pelayanan di ruang operasi, ruang radiologi, ruang icu sangat membutuhkan dokter Anestesi,” ungkapnya.
Ia menambahkan, Dokter Anastesi tidak membuka praktik tetapi kerjanya di rumah sakit hampir 24 jam, “Kalau tidak ada dokter anestesi tidak akan jadi operasi, karena dokter Bedah, THT, Mata semua butuh dokter Anastesi maka dari itu minimal target kita punya satu dokter Anestesi di setiap kabupaten/kota,” tukasnya.
Oleh karena itu, sambung Yusni, “Kita akan memepercepat proses kerja sama dengan rumah sakit daerah, dinas kesehatan dan Kementerian kesehatan untuk menempatkan dokter Anestesi di kabupaten/kota, karena selama ini perawat yang menggantikan peran dokter Anastesi padahal peraturannya tidak begitu tetapi dari pada tidak ada” jelasnya.
Dokter Anastesi saat ini belum banyak diketahui masyarakat umum serta peminatnya juga terbatas, “Dokter Anastesi tidak terlalu banyak dikenal karena kerjanya di balik layar. Nanti masyarakat dididik untuk tahu siapa Dokter anastesi itu,” ujar Yusni.
“Di Jakarta itu ada 400 dokter Anastesi karena banyak rumah sakit swasta dan di tinjau dari gajinya juga lebih besar jadi memilih disana, di daerah kalau bisa difasilitasi juga jadi harapan kedepannya disetiap kabupaten terdapat minimal satu dokter Anastesi, kalaupun ada dua dokter itu lebih baik lagi,” tutupnya. (sofuan)