Halosumsel.com –
– Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan (Sumsel), titik hotspot di hari Kamis, 10 September 2015, sudah semakin berkurang. Namun, kepekatan kabut asap masih terasa tebal bahkan sangat mengganggu aktivitas.Menurut Yulizar Dinoto, Kepala BPBD Sumsel, titik hotspot pada Rabu (9/9) lalu berjumlah 352 titik. Namun hari ini, jumlahnya menurun di angka 128 titik.”Kalau lihat titik hotspot dari kemarin berjumlah 352 titik, sekarang menjadi 128 titik. Kemarin meningkat drastis, karena titik panas 35 derajat dan mudah sekali terbakar
. Terlebih di tanah mineral daerah Ogan Komering Ilir (OKI) dan Musi Banyuasin (MUBA),” ujarnya Untuk menekan jumlah titik hotspot, pihaknya dibantu 3 batalyon TNI untuk memadamkan api di darat, yang menyebar di dua lokasi yaitu 2 Batalyon di Kabupaten Ogan Ilir dan 1 Batalyon di desa Banyu Lincir Kabupaten Muba
.Dalam waktu dekat, pemadaman kebakaran lahan akan dibantu oleh penambahan 1 unit air tractor dan 1 heli waterboombing yang langsung diperintahkan oleh Presiden RI, Joko Widodo.”Semoga bantuan tersebut cepat direalisasikan, kita masih menunggu. Karena bantuan tersebut adalah permintaan dari Presiden Jokowi langsung.
Kalau hari ini sampai malam ini, 1.050 pasukan TNU terus bergerak memadamkan kebakaran lahan melalui darat,” ujar Plt Bupati OI Sumsel ini.Namun, berkurangnya titik hotspot ternyata tidak berdampak besar pada ketebalan kabut asap yang masih mengganggu aktivitas warga Palembang
.Dari pantauan koran ini hingga Kamis malam, efek kabut asap masih terasa pekat, mulai dari jarak pandang yang semakin pendek terlebih di malam hari dan penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang terus bertambah.”Keluarga saya hampir semua kena ISPA, mulai dari balita hingga orang dewasa.
Apalagi dua hari ini kabut asap semakin tebal dan parah. Sampai sekarang, mata terasa perih dan sering batuk-batuk, walau sudah berada didalam rumah. Kita berharap pemerintah segera mengantisipasi hal ini,” ungkap Zulkifli warga 1 ulu Palembang (Sofuan