Halosumsel.com-
Bencana kabut asap
pekat akibat kebakaran hutan dan lahan yang menyelimuti sejumlah wilayah di Sumatera Selatan (Sumsel) berpotensi memburuk bila tidak segera mendapat antisipasi serius dari pemerintah. Pasalnya, kebakaran hutan dan lahan karena dampak musim kemarau bisa terus meluas karena hujan yang masih lama mengguyur Sumsel.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Sumsel memprediksi hujan lebat belum akan mengguyur wilayah Sumsel sampai dua bulan kedepan. Artinya selama September-Oktober, wilayah yang banyak berada titik api dibeberapa daerah seperti Ogan iIlir, Muba, Banyuasin, Ogan Komering Ilir dan Muara Enim lahan yang telah terbakar berpotensi meluas karena susah dipadamkan.
” Memang pada pertengahan Oktober nanti BMKG memprediksi disebalah barat wilayah Palembang seperti daerah bukti barisan (Empat Lawang, Lubuk Linggau) akan hujan, tapi wilayah ini sangat sedikit titik api karena merupakan lahan mineral bukan lahan gambut”,kata kepala Seksi Informasi dan Observasi BMKG SMB II Palembang Agus Santosa, ditemui usai rapat bencana asap bersama Presiden RI Joko Widodo di Ruang pertemuan VVIP Bandara SMB II, kemarin.
Menurut Agus, diwilayah yang banyak memiliki lahan gambut masih menunjukan sejumlah titik panas atau hotspot yang yang menandakan terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Untuk itu, sebelum kebakaran akibat hotspot ini bermunculan diperlukan tindakan pemadaman secara agresif supaya kebakaran tak terjadi atau meluas.
“Kondisi ini mendesak untuk ditanggulangi
lembaga lintas sektoral, artinya memburu atau membaiknya situasi tergantung seperti apa upaya penanganan”,tukasnya.
Pada kondisi cuaca Minggu (6/8) kemarin,
Agus menyebut kondisi udara di Sumsel kembali diselimuti kabut terutama pagi hari. Pada pukul 10:00 wib pagi, jarak pandang terpantau 1200 meter sementara pukul 07:00 Wib hanya 800 meter.
” Karena kondisi ini, penerbangan di bandara SMB II harus delay, tapi hal ini juga terjadi dibeberapa daerah provinsi lain seperti Jambi, Riau dan Medan”,ucapnya.
Selain itu, Agus mengungkapkan, kondisi asap dilangit Sumsel juga kerap kali dipengaruhi oleh arah angin. Karena faktor angin tersebut, kondisi udara di Sumsel kadang membaik atau mala memburuk karena asap. “Anginnya tidak kencang seperti di Lampung, memang kalau uap angin bisa, tapi kondisi ini kering karena belum hujan”,jelasnya. (boy)